Kamis, 30 April 2015

All About Maudy Ayunda

Hi Radar Neptunus.........


Untuk kali ini, aku akan share ke kalian tentang My Idol sekaligus My Inspiration didalam hidupku. Semua itu berawal ketika aku mengenal Maudy Ayunda of course, dari film film yang pernah dia bintangi. Maudy pernah memainkan sebuah Film untuk pertama kalinya yaitu "Untuk Rena" dan dia berperan sebagai Rena.
Sebuah cerita tentang seorang anak berusia 11 tahun. Rena (diperankan oleh Maudy Ayunda), yang sejak kecil tinggal di Rumah Matahari, sebuah panti asuhan yang damai dan penuh tawa. Di panti yang menaungi kurang lebih 30 anak itu, Rena memiliki 'adik-adik' yang sangat ia lindungi, dan ia sering membuat ulah setiap datang kunjungan calon orang tua yang ingin mengadopsi mereka.
Menjelang bulan suci Ramadhan, datang seorang tamu misterius bernama Yudha (Surya Saputra) ke Rumah Matahari. Hal ini membuat Rena sangat khawatir karena ia menduga Oom Yudha datang untuk mengambil salah satu adik-adiknya. Rena pun mengajak adik-adiknya untuk bersikap hati-hati terhadap Oom Yudha. Tapi Yudha tetap datang di setiap akhir minggu dan pelan-pelan terjalin keakraban di antara mereka. Suasana di Rumah Matahari mulai berubah. Rena tiba-tiba merasa sangat dekat dengan Oom Yudha, tanpa ia bisa menyadari apa sebabnya.
Then, dia memainkan sebuah film keduanya yaitu "Sang Pemimpi" dan berperan sebagai Zakiah Nurmala.
Sang Pemimpi merupakan kelanjutan dari Laskar Pelangi. Film ini menceritakan mengenai Ikal dan saudara sepupunya, Arai, serta sahabatnya, Jimbron, pada usia remaja, dan mengisahkan mengenai anak remaja yang mencari identitas diri dan seksualitas pada usia 17 tahun.
Ikal masih merindukan cinta pertamanya yang telah pergi dari Belitung, menyisakan hanya kenangan dan sebuah kotak kaleng yang bergambarkan menara Eiffel. Arai, seorang playboy bergaya Melayu, jatuh cinta kepada teman sekelasnya Zakiah Nurmala yang tampaknya bertepuk sebelah tangan. Sementar itu, Jimbron berangan-angan untuk menyelamatkan Laksmi, seorang gadis muda yang bekerja di sebuah pabrik cincau. Bersama-sama, ketiganya berusaha untuk mengatasi masalah-masalah yang mereka hadapi.
Maudy juga pernah memainkan sebuah film "Rumah Tanpa Jendela" dan dia berperan sebagai Andini.
Berikut ini adalah sinopsis filmnya :
Rara (Dwi Tasya) gadis kecil berusia 8 tahun, sangat ingin punya jendela di rumahnya yang kecil berdinding tripleks bekas di sebuah perkampungan kumuh tempat para pemulung tinggal di Menteng Pulo, Jakarta.
Si Mbok (Inggrid Widjanarko), neneknya Rara yang sakit-sakitan dan ayahnya, Raga (Raffi Ahmad) yang berjualan ikan hias dan tukang sol sepatu, tidak cukup punya uang untuk membuat atau membeli bahkan hanya selembar daun jendela dan kusennya saja. Rara juga punya Bude, yaitu Bude Asih.(Yuni Shara)
Bersama teman-temannya sesama anak pemulung, sebelum ngamen atau ngojek payung jika hari sedang hujan, Rara sekolah di tempat sederhana khusus untuk anak jalanan. Bu Alya (Varissa Camelia) satu-satunya pengajar sukarelawan disitu yang membimbing dan membina anak-anak pemulung tersebut.
Di tempat lain, di perumahan mewah kota Jakarta – adalah Aldo (Emir Mahira) anak lelaki berusia 11 tahun yang sedikit terbelakang, merindukan seorang teman di tengah keluarganya yang sibuk dengan urusannya masing-masing. Ia anak bungsu dari pengusaha sukses, Pak Syahri (Aswin Fabanyo) dan Nyonya Ratna (Alicia Djohar). Kehadiran Nek Aisyah (Aty Cancer Zein) – Ibu Pak Syahri menjadi penghiburan untuk Aldo. Nek Aisyah sangat menyayanginya.
Suatu hari, Aldo berkenalan dengan Rara yang saat itu tengah mengojek payung dan terserempet mobil Aldo. Sejak itu mereka menjadi akrab. Perkampungan kumuh tempat Rara tinggal terjadi kebakaran, sementara di rumah Aldo semua panik karena Aldo pergi dari rumah, kecewa dengan sikap kakaknya yang terang-terangan mengatakan merasa malu memiliki adik seperti dirinya.
Apa yang terjadi dengan hidup Rara selanjutnya ? Bagaimana persahabatannya dengan Aldo? Apakah Rara dapat mewujudkan mimpi memiliki jendela di rumahnya? Bagaimana juga dengan nasib Simbok dan Bude Asih? Berbagai peristiwa yang mengejutkan dan menyentuh bergulir bersama kisah persahabatan Rara dan Aldo
Maudy juga memainkan sebuah film inspirasi yang berjudul "Tendangan Dari Langit" dan dia berperan sebagai indah. Berikut ini adalah sinopsis filmnya :
Wahyu (16 tahun) memiliki kemampuan luar biasa dalam bermain sepakbola. Ia tinggal di Desa Langitan di lereng gunung Bromo bersama ayahnya seorang penjual minuman hangat di kawasan wisata gunung api itu, dan ibunya.
Demi membahagiakan orang tuanya, Wahyu memanfaatkan keahliannya dalam bermain bola dengan menjadi pemain sewaan dan bermain bola dari satu tim desa ke tim desa lain dengan bantuan Hasan, pamannya. Sayangnya Pak Darto, ayah Wahyu sangat tidak menyukai apa yang dilakukan anaknya.
Suatu hari saat Wahyu bermain bola dengan rekan-rekannya, keahlian istimewanya tak sengaja dilihat oleh Coach Timo yang tengah hiking bersama Matias di lereng Bromo. Pelatih Timo kemudian menawari Wahyu untuk datang ke Malang dan menjalani tes bersama Persema Malang.
Sayangnya, berbagai ujian dalam meraih kesempatan emas bermain bersama Irfan Bachdim dan Kim Kurniawan di Persema mendapat banyak halangan. Selain harus memilih antara cintanya kepada Indah dan impiannya untuk bermain bola di jenjang yang lebih tinggi, Wahyu juga harus mampu meyakinkan Pak Darto. Belum lagi ternyata Hasan memiliki kepentingannya sendiri terhadap Wahyu.
Selain berbagai rintangan yang harus ia hadapi, layaknya seorang pemain bola sebelum mencetak gol, Wahyu juga harus menghadapi tantangan terakhir dari dirinya sendiri. Sebuah penyakit yang biasa menyerang anak-anak usia enam belas tahun seperti Wahyu.
Dari sekian film yang pernah dia bintangi, Film inilah yang paling menyentuh buat aku "Mailakat Tanpa Sayap".. Dalam film ini, Maudy berperan sebagai Mura. Berikut ini adalah sinopsis filmnya :
Vino (Adipati Dolken) tidak terlalu dekat dengan keluarga apalagi setelah papanya, Amir (Surya Saputra) bangkrut akibat ditipu rekan bisnisnya hingga mereka pindah dari perumahan elite ke rumah kontrakan di gang. Mamanya, Mirna (Kinaryosih) justru kabur dari rumah, bahkan tega meninggalkan, Wina (Geccha Qheagaveta), putrinya yang berusia 5 tahun.
Suatu ketika Wina terjatuh di kamar mandi dan dari hasil rontgen Wina diharuskan menjalani operasi, kalau tidak kakinya infeksi dan harus diamputasi. Wina membutuhkan transfusi darah karena pendarahan, sementara golongan darah Wina cukup langka; A rhesus negatif. Vino yang mempunyai golongan darah yang sama, mengajukan diri. Saat itulah, Calo (Agus Kuncoro) yang sedang mencari pendonor jantung mendengar hal itu menawari Vino untuk menjadi pendonor jantung karena ada resipien (calon penerima jantung) yang golongan darahnya sama dengan Vino.
Di rumah sakit itu pula Vino berkenalan dengan Mura (Maudy Ayunda). Sejak Sejak itu Vino merasa hidupnya berwarna. Vino yang awalnya sempat putus asa hingga bertransaksi dengan Calo, mulai goyah. Ia tidak mau mendonorkan jantungnya namun hal itu membuat CALO marah besar.
After that, Maudy juga memainkan sebuah film yang memiliki genre romance. Film ke enam yang pernah dia mainkan yaitu Perahu Kertas. Dalam film ini, dia berperan sebagai Kuggy.. Guys, Do you know? Aku banyak dapat motivasi dari film ini. Firstly, karena adanya perahu kertas imajinasiku menjadi kenyataan. Dan ketika pertama kali aku membuat blog, awalnya aku confused gimana caranya untuk menyapa kalian yang sudah baca blog aku. Jengg jengg jeng....... Finally, aku dapat inspirasi dengan menggunakan kalimat "Hi Radar Neptunus" untuk menyapa kalian semua. Enough, kita kembali lagi bahas mengenai Maudy.
Setelah sukses membintangi Film Perahu Kertas hingga kedua kalinya. Maudy kembali memainkan sebuah film yang berjudul "Refrain" artinya Cinta Datang Terlambat. Berikut ini adalah sinopsis filmnya :

Refrain bercerita tentang perjalanan Niki (Maudy Ayunda) dan Nata (Afgansyah Reza) dalam menemukan cinta mereka.
Cerita dimulai dengan kedatangan Niki ke Austria yang bermaksud untuk menemui Nata yang telah lama kuliah musik di negara tersebut. Sebelum berjalan lebih jauh Niki menceritakan kembali kisahnya bersama Nata 5 tahun sebelumnya.
Setelah bertahun-tahun bersahabat, ada warna yang berbeda saat Niki dan Nata menginjak bangku SMA. Ada sosok Annalise (Chelsea Elizabeth Islan), siswi baru yang ternyata Ibunya seorang model terkenal. Ada Oliver (Maxime Bouttier), kapten basket tampan yang memikat Niki. Dan, ada Helena (Stevani Nepa), kapten cheerleaders yang tidak pernah mau kalah.
Nata ternyata menyayangi Niki lebih dari sahabat. Sayangnya, Nata tidak berani mengungkapkan perasaannya dan juga karena Niki kini telah berpacaran dengan Oliver, sang kapten basket. Ternyata diam-diam Annalise pun menyimpan perasaan terhadap Nata hingga akhirnya ia mengetahui bahwa Nata memberikan perasaannya hanya kepada Niki ketika ia mendengar Nata berkata menyayangi Niki disaat sedang berada di rumah sakit.
Keesokan harinya Annalise memilih untuk tidak masuk sekolah. Karena khawatir, Niki dan Nata segera berkunjung ke rumahnya seusai pelajaran berakhir. Annalise, yang sedang menangis seraya menatapi foto-foto Nata terkejut ketika menyadari kedatangan kedua temannya itu hingga akhirnya secara tidak sengaja menjatuhkan foto-foto itu ke kolam. Langsung saja Nata dan Niki melihat itu semua sementara Annalise sudah melarikan diri ke dalam rumah. Tak lama kemudian Nata mengejarnya disusul dengan Niki. Ketika sampai di dalam rumah Nata menemukan Annalise dengan keadaan yang semakin sedih. Nata kemudian bertanya apa maksud semua foto itu. Annalise, dengan air mata yang masih keluar berkata dengan jujur bahwa ia menyayangi Nata. Nata yang mendengarnya pun sontak terkejut dan akhirnya ia juga berkata jujur bahwa ia telah menyayangi Niki. Tepat disaat Nata berkata itu muncul Niki yang kemudian segera berlari meninggalkan kedua temannya.
Setelah itu kehidupan di sekolah menjadi suram. Niki kini memilih untuk berteman dengan rombongan Helena sementara Nata dan Annalise tetap berteman namun menjadi agak terpisah. Nata tetap mencoba berbicara kepada Niki namun sayangnya Niki telah mencoba melupakannya.
Tak lama kemudian tibalah Ujian Nasional. Ketiga sahabat yang terpecah ini lulus, namun Niki tetap mempertahankan sikapnya untuk melupakan Nata.
Tak lama setelah Ujian Nasional tersebut tibalah malam prom yang amat ditunggu-tunggu oleh Niki. Sebelumnya ia dan Oliver telah berjanji untuk pergi bersama-sama namun disaat malam tiba Oliver memberitahu Niki bahwa ia tidak dapat pergi sehingga Niki pun pergi sendiri ke acara. Semua tampak lancar hingga ketika Niki melihat Oliver pergi ke acara bersama Helena. Niki segera menghampirinya, memarahinya, dan hendak menamparnya namun berhasil ditahan oleh Helena. Nata, yang sedari tadi sudah memperhatikan kejadian itu segera melepaskan tangan Helena dan memukul Oliver, setelah itu Nata menarik tangan Niki untuk pulang.
Kini Niki menyadari bahwa Nata bersungguh-sungguh menyayanginya namun di saat itulah Nata berkata bahwa ia harus pergi ke Austria esok. Esoknya Niki yang bangun kesiangan segera menuju ke kamar Nata, namun sayangnya Nata telah pergi dan hanya meninggalkan surat di dalam sebuah amplop biru. Niki segera membacanya dan dari surat inilah ia menyadari bahwa Nata benar-benar menyayanginya dengan sungguh-sungguh.
5 tahun kemudian Niki memilih untuk menyusul Nata ke Austria. Walaupun harus kehilangan koper dan tersesat ia akhirnya menemukan Nata sedang bermain piano. Setelah itu Niki menunggu diluar hingga Nata melihatnya. Mereka kemudian jalan-jalan dengan sebuah kereta kuda, dalam perjalanan Niki memberikan surat di dalam sebuah amplop merah yang isinya adalah "It's always been you too", sebuah jawaban untuk apa yang diharapkan Nata selama ini. Film berakhir dengan kebahagiaan mereka setelah membaca surat itu di kereta kuda.
Dan film terakhir dari Maudy yaitu "2014". Dia berperan sebagai Laras dan jangan kaget!!! Lawan mainnya Maudy adalah Rizky Nazar.. Berikut ini adalah sinopsis filmnya :
Ricky Bagaskoro (Rizky Nazar) siswa SMA tingkat akhir yang sedang mengalami dilema. Antara mengejar mimpinya menjadi pengajar bagi anak-anak terlantar atau harus mengikuti keinginan ayahnya, Bagas Notolegowo (Ray Sahetapy), untuk meneruskan pendidikan setinggi-tingginya. Bagas berharap Ricky akan mengikuti jejaknya menjadi seorang Politikus. Bagas sendiri adalah seorang ayah yang sedang berjuang menjadi presiden Indonesia periode 2014-2019 menggantikan Presiden Jusuf Syahrir (Deddy Sutomo).
Persaingan menuju kursi kepresidenan sangat ketat antara Bagas Notolegowo, Faisal Abdul Hamid (Rudy Salam) dan Syamsul Triadi (Akri Patrio). Pada semua tahapan diperlukan kehati-hatian. Namun ternyata Bagas kurang waspada. Satu keputusan sederhananya membuat semua impiannya porak-poranda. Menjungkir balikan keaadaan hanya dalam sekejap.
Kehancuran Bagas membangkitkan keingintahuan Ricky untuk menelusuri kasus tersebut. Upaya ini mempertemukan Ricky dengan Khrisna Dorojatun (Donny Damara) seorang pengacara idealis dan bersih yang banyak memenangkan kasus-kasus kemanusiaan. Selain itu Ricky juga mulai dekat dengan Laras (Maudy Ayunda), anak Khrisna Dorojatun.
Ricky dan Laras kerap kali merepotkan pihak kepolisian, terutama iptu Astri (Atiqah Hasiholan). Kehidupan keduanya terancam. Ternyata ada pihak ketiga yang terlibat pada kasus ini. Siapakah mereka? Lalu apa peranan Satria (Rio Dewanto), pria muda yang selalu berada pada banyak tempat di kasus ini.

Maudy memilih untuk kuliah di Oxford University sehingga Film "2014" merupakan film terakhir yang dia perankan. I wish and I hope, Maudy terus berkarya di dunia entertain. Tentunya, setelah dia graduate dari Oxford. Aku sebagai penggemarnya hanya bisa berdoa yang terbaik buat dia dan mendukung apa yang dia lakukan.. This's guys, aku share tentang foto foto Maudy and the last photo is awesome






In my opinion, Maudy is awesome. Selain akting, dia juga bisa menyanyikan sebuah lagu dan memainkan beberapa alat musik.. Berikut ini merupakan single dari Maudy Ayunda :


Tidak ada komentar:

Posting Komentar